Sabtu, 06 September 2014

Manajemen qolbu ~BAHAYA LISAN.

   
Ketahuilah bahwa bahaya lisan (lidah) itu amat besar sekali dan sama sekali tidak ada satu hal yang dapat menyelamatkannya ,melainkan dengan berkata-kata yang baik.Diriwayatkan dari nabi Muhammad s.a.w.,sabdanya:
,,Belum dinamakan lurus keimanan seseorang itu sehingga lurus pula hatinya dan belum juga dinamakan lurus pula hatinya itu sehingga luruslah lisannya dan tidak akan dapat masuk surga seseorang yang tetangganya itu belum merasa aman dari kejahatan-kejahatannya ".
                                                                            ( Diriwayatkan oleh ibnu Abiddunya dan kharaithi'.)

     Sahabat Mu'adzbin Jabal r.a. pernah bertanya kepada Rosulullah s.a.w.:Apakah kita ini juga akan diambil diambil tindakan karena apa yang kita ucapkan itu ya ya Rasulullah ?''.Beliau s.a.w. lalu menjawab:
,,Hai Ibnu jabal,tidaklah manusia itu akan ditelungkupkan dengan hidungnya terlebih dahulu di neraka, melainkan karena apa yang dituai (dilakukan) oleh lidah-lidahnya".
                                                                                      (Diriwayatkan oleh Hakim dan lain-lain)

     Ibnu Mas'ud berkata :  ,,Hai lidah, katakanlah yang baik, engkau pasti memperoleh kemanfatan, diamalkan dari berkata yang buruk, engkau pasti selamat sebelum engkau menyesal".
Rosulullah s.a.w. bersabda pula :
  ,,Barangsiapa menahan lisannya (dari kata-kata yang tidak baik), maka allah melindunginya dari siksaNya dan barangsispa menyatakan keuzurannya kepada Allah, maka Allah menerima pernyataan uzurnya iti''.
                                                                                         (Diriwayatkan oleh Ibnu Abiddunya)
Ada lagi sabda beliau s.a.w. :
     ,,Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir ,maka hendaklah berkata yang baik atau berdiam saja (kalau tidak dapat berkata yang baik ) ".
                                                                                         (Diriwayatkan oleh: Bukhari dan Muslim).

Sekali lagi sabdanya Nabi s.a.w.:
,,Simpanlah lisanmu ,kecuali untuk berkata yang baik, sebab dengan demikian itu engkau dapat mengalahkan godaan syaithan''.
                                                                                      (Diriwayatkan oleh Thabrani dan Ibnu Hibban)



      URAIAN MENGENAI AFAT-AFATNYA LISAN

       Afat lisan artinya bahaya atau kecelakan yang akan ditimbulkan oleh lisan itu. Macam-macamnya banyak sekali, diantaranya ada duapuluh hal, yaitu :

1. BERKATA YANG TIDAK BERGUNA
        Ketahuilah dahulu bahwa pokok harta seseorang itu ialah waktunya. Maka jikalau seseorang itu menggunakan waktunya itu untuk hal-hal ymg tidak akan membawa kemanfaatan untuknya dan pula waktu-waktu itu tidak disimpannya untuk digunakan mengamalkan hal-hal yang menyebabkan memperoleh pahala di akhirat, maka orang yang sedemikian ini benar-benar telah menyia-nyiakan pokok hartanya. Oleh sebab itu Rasulullah s.a.w. bersabda :
,,Setengah dari pada tanda kebaikaan  Islamnya seseorang ialah jikalau ia meninggalkan apa-apa yang tidak diperlukan olehnya".
                                                                                      (Diriwayatkan oleh Trimidzi dan Ibnu Majah)
        Adapun sebab-sebab yang menimbulkan demikian itu ialahkarena keinginannya untuk mengetahui hal-hal yang ia sendiri sebenarnya tidask memerlukan atau menghabiskan waktunya yang berharga itu hanya untuk mengobrol, berceritera yang bukan-bukan atau mempercakapkan hal-hal yang tidak berfaedah sama sekali.
2.BERLEBIH-LEBIHAN  DALAM BERKATA.
       Ketahuilah bahwa kata - kata berlebihan itu sulit dibatasi .tetapi sebagai ancar-ancarbatasan itu dapat direnungkan apa yang telah difirmankan Allah SWT dalam kitab suciNya yaitu:
,,Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)memberi sedekah atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian diantara manusia". (Q.S.An Nisa':114.)

Dalampada itu Rasulullah juga bersabda :
,,Berbahagialah seseorang yang menahan kelebihan dari lisannya dan membelanjakan apa-apa yang kelebihan dari hartanya".: (H.R.Baihaqi dan lain-lain).